Jumat, 29 Maret 2013

Rumania Berencana Beli 24 F-16 Eks AU AS



MiG-21 Lancer AU Rumania. (Foto: defense-update.com)

24 Maret 2010 -- Badan keamanan nasional tertinggi Rumania yang dipimpin oleh Presiden Traian Basescu menyetujui pembelian 24 jet tempur F-16 bekas pakai Angkatan Udara Amerika Serikat guna menggantikan jet tempur uzur buatan Uni Sovyet MiG-21 Lancer, diumumkan laman kantor Kepresidenan, Rabu (24/3).

Pemerintah Rumania akan mengajukan ke parlemen guna meminta persetujuan.

Pembelian pesawat bekas pakai karena Rumania tidak mempunyai sumber pembiayaan membeli pesawat baru.

Usia pakai MiG-21 AU Rumania dikembangkan biro disaian Mikoyan-Gurevich pertenggahan 1950-an akan berakhir 2013. Meskipun pesawat telah diupgrade perusahaan Israel Elbit dan perusahaan Rumania Aerostar S.A. tahun 1990-an.

Menurut suatu sumber, hanya 48 MiG-21 yang masih dioperasikan AU Rumania. Pesawat ini menjadi andalan AU Rumania.

Menurut berita tak resmi, pemerintah AS siap menghibahkan F-16, jika Rumania akan memodernisasi angkatan udaranya termasuk melatih para pilot dan meningkatkan landasan pesawat agar layak didarati jet tempur.

Rumania bekas anggota Pakta Warsawa bergabung dengan NATO pada 2004.

Sejumlah negara melirik F-16 untuk memodernisasi jet tempurnya, termasuk Indonesia.


Dunia Butuh Kekuatan Militer Pembalas AS [Politik dan Keamanan]





Kekuatan penyeimbang (balances of power) dalam tata politik dunia baru yang dibutuhkan saat ini adalah lahirnya kekuatan yang mampu memberikan balasan atas penyerangan secara militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) terhadap suatu negara.

Demikian antara lain pendapat pakar ilmu politik UI yang juga anggota Komisi I DPR Burhan D Magenda dan politisi senior PPP yang juga anggota Komisi I DPR Aisyah Aminy kepada Pelita, di Jakarta, Minggu (20/4), berkaitan dengan kunjungan kerja Presiden Megawati Soekarnoputri ke Rusia, Rumania, dan Polandia.

"Apakah mungkin balances of power pada waktu perang dingin dihidupkan kembali, dalam arti kekuatan itu harus bisa membalas aksi militer langsung kepada AS. Tidak seperti sekarang, kan Rusia, China, Perancis itu diam walaupun menyatakan menolak invasi ke Irak. Kekuatan penyeimbang takkan berarti jika tidak membalas," kata Burhan.

Secara ekonomi, begitu Burhan, Rusia masih bergantung kepada IMF dan Bank Dunia dimana AS adalah di baliknya. Namun begitu secara politik dan militer, Rusia masih memiliki kekuatan "yang bisa melakukan serangan ke AS." Hanya saja, dia melihat, tak mungkin juga hal itu jika dilakukan sendirian oleh Rusia.

"Kalau digalang dengan Perancis mungkin bisa balance. Tapi bagaimana menciptakan sesuatu yang permanen, sebab kenyataannya yang muncul sekarang ini kekuatan yang muncul isu oriented. Misalnya dalam kasus Irak, Perancis tidak ikut AS, tapi dalam isu lain dia ikut," sambungnya.

Pendapat senada juga disampaikan Aisyah Aminy. Rusia, kata dia, tidak lagi sejaya masa Uni Soviet dulu. Satu-satunya kekuatan yang harus digalang adalah kekuatan bersama dengan dukungan aktif berbagai negara yang tidak mendukung arogansi AS.

Burhan Magenda mengingatkan gaya tindakan unilateral atau multilateral tanpa persetujuan DK PBB atau Majelis Umum PBB merupakan tindakan yang harus dihentikan, karena akan menjadi preseden buruk bagi tata hubungan negara dunia.

Bush (jr)sendiri sebenarnya bukan satu-satunya pemimpin AS yang melakukan tindakan unilateral atau multilateralisme tanpa persetujuan PBB, tapi pernah juga dilakukan pemimpin AS sebelumnya yaitu Clinton di Bosnia dan Kosovo, Reagen di Granada, Bush (Sr) di Panama.

Untuk itu, kata dia, Indonesia memiliki peranan yang dapat disumbangkan bagi terbentuknya kekuatan penyeimbang ini atau setidaknya menghalangi tindakan AS yang bersikap semena-mena tersebut.

Pertama, adalah mendorong terwujudnya balances of power, dengan menggalang kekuatan dengan Rusia, China, Perancis, Jerman. Kedua, mengikat AS di tiap wilayah dengan konsensus keamanan bersama di tingkat regional.

"Misalnya di tingkat ASEAN kita kan punya ASEAN Regional Forum (ARF). Sulitnya dalam konteks Korut, kita agak sulit karena Korut itu memang tak mau datang. Ini memang bukan pakta pertahanan seperti NATO, tapi bermanfaat untuk menghalangi AS. Di Amerika Latin ada OAS, ya seperti itu," ucap Burhan.

Ditegaskannya, ketegangan yang terjadi di Timteng, Asia Selatan dan Afrika, justru akibat tidak adanya forum regional seperti ini.

Yang ketiga, menurut Burhan, adalah memberikan dorongan agar semua negara mentaati seluruh Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB.

Soal kerja sama persenjataan

Menyinggung rencana pembelian persenjataan Indonesia dari Rusia, Burhan menyebut hal itu memang perlu untuk dilakukan menyusul pengalaman yang terjadi dengan AS dengan peristiwa embargo militer. Apalagi di tingkat ASEAN sendiri masing-masing negara sudah tidak lagi mentaati kesepakatan tahun 1970-an mengenai standardisasi peralatan militer.

"Dulu memang ada kesepakatan agar peralatan militer itu disamakan dibeli sama-sama dari AS, supaya gampang dalam latihan bersama, tapi sekarang kan Malaysia saja sudah beli dari Rusia, Perancis. Apalagi dulu itu uang kita masih melimpah, kita bisa bayar cash peralatan kita dari AS, sebab memang AS sendiri menuntut cash," katanya.

Pembelian alutsista dari Rusia seperti Sukhoi, memang selain didorong oleh tidak berlakunya lagi kesepakatan ASEAN dan adanya embargo AS, juga karena pesawat Rusia tersebut jauh lebih murah namun teknologinya juga tidak kalah.

"Dulu pada zaman Bung Karno kita juga beli dari Rusia. Polisi kita juga beberapa waktu lalu sudah beli AK-47, 10.000 pucuk waktu zamannya Pak Bimantoro. Kita juga punya MiG-21, MiG-19. Hanya pada masa orba memang kita lebih banyak beli dari AS, karena hubungan kita dengan Rusia sedikit terganggu," begitu Burhan.

Aisyah Aminy justru berpandangan lain. Untuk pembelian peralatan ini, dia meminta agar pemerintah tidak terburu tergiur pada masalah murahnya atau adanya keringanan khusus dari pihak Rusia.

"Kita harus wanti-wanti mengenai kualitasnya, jangan sampai kita kemudian susah di kemudian hari," begitu Aisyah.

Kerja sama industri militer

Presiden Megawati Soekarnoputri menginginkan PT Pindad dan PT PAL bekerja sama dengan industri-industri militer Rumania guna meningkatkan kemampuan TNI di masa mendatang.

"Kita menginginkan kerja sama antara Pindad, PAL dan sebagainya dengan industri persenjataan Rumania," kata Megawati, Minggu (20/4) dalam jumla pers dengan wartawan Indonesia di Bukarest, Rumania, sebelum berangkat ke Moskow, Rusia.

Megawati menyebutkan bahwa kerja sama itu diperlukan karena peralatan TNI sudah tidak memadai lagi.

Sementara itu ketika ditanya tentang penyelesaian konflik Aceh, Presiden minta masyarakat menunggu hasil perundingan Indonesia dengan GAM melalui Forum Joint Council, 23-25 April 2003.

"Kita sedang menunggu tentang tempat berlangsungnya perundingan karena ada tiga alternatif," kata Megawati.

Presiden menyebutkan tanggal 28 April 2003 akan diselenggarakan sidang kabinet jika perundingan tentang Aceh itu sudah terlaksana.

Panglima TNI Endriartono TNI Sutarto menyebutkan kunjungan Megawati ke Rumania, Rusia serta Polandia akan dimanfaatkan untuk menjajaki kemungkinan pembelian senjata dan peralatan militer lainnya.

Ia meyebutkan Indonesia ingin membeli pesawat tempur, helikopter serta tank dari ketiga negara itu, sesuai dengan kemampuan keuangan Indonesia.

Pemberdayaan PBB

Presiden Megawati Soekarnoputri dan Presiden Rumania Ion Iliescu, membicarakan perkembangan terakhir di Irak serta upaya-upaya pemberdayaan PBB dalam mengatasi berbagai masalah dunia.

"Kami berdua membicarakan situasi di Irak serta Timur Tengah," kata Iliescu dalam jumpa pers, Jum'at (18/4) siang, di Istana Cotroceni.

Megawati yang didampingi suaminya Taufik Kiemas tiba di ibukota Rumania pukul 13.00 waktu setempat, atau pukul 17.00 WIB. Megawati mengadakan kunjungan kenegaraan tiga hari, antara lain didampingi Menlu Hassan Wirajuda, Menperindag Rini Soewandi, Menristek Hatta Rajasa, Sekretaris Negara Bambang Kesowo, serta Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto.

Namun Iliescu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pembicaraannya yang menyangkut situasi di Irak.

Sementara itu, Megawati mengatakan kepada pers bahwa Indonesia ingin memberdayakan PBB sehingga badan dunia itu berperan lebih efektif dan efisien.

"Saya dan Presiden Rumania membicarakan upaya lebih memberdayakan PBB agar dapat lebih berperan lebih efektif dan efisien bagi pedamaian dunia," kata Megawati seperti dilansir Antara.

Jika Iliescu secara jelas menyebutkan pembicaraan mereka juga menyangkut masalah Irak, maka di lain pihak Megawati sama sekali tidak menyebut-nyebut situasi di Irak. (jon)

Sabtu, 23 Maret 2013

Kapal Siluman KRI Klewang Ditempatkan di Armatim

Kapal Siluman KRI Klewang Ditempatkan di Armatim



Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.

Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.


Kapal supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan Asia.

KRI Klewang memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot. TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.

Pemilik PT Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama saya," kata dia.

Bahan utama kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina. Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan di Selandia Baru dan Amerika.

PT Lundin didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal perang di Swedia bernama Sweed Sweap.

 Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal militer ke Malasyia.


KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

Kapal Siluman KRI Klewang Ditempatkan di Armatim

Kapal Siluman KRI Klewang Ditempatkan di Armatim



Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.

Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.


Kapal supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan Asia.

KRI Klewang memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot. TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.

Pemilik PT Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama saya," kata dia.

Bahan utama kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina. Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan di Selandia Baru dan Amerika.

PT Lundin didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal perang di Swedia bernama Sweed Sweap.

 Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal militer ke Malasyia.


KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL


Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.

Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.


Kapal supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan Asia.

KRI Klewang memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot. TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.

Pemilik PT Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama saya," kata dia.

Bahan utama kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina. Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan di Selandia Baru dan Amerika.

PT Lundin didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal perang di Swedia bernama Sweed Sweap.

 Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal militer ke Malasyia.


KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625 akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

Meskipun begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.

Menurut Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120 kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak dapat dideteksi radar musuh.


Kapal supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini merupakan yang pertama di kawasan Asia.

KRI Klewang memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot. TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.

Pemilik PT Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama saya," kata dia.

Bahan utama kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina. Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan di Selandia Baru dan Amerika.

PT Lundin didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal perang di Swedia bernama Sweed Sweap.

 Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal militer ke Malasyia.


KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL
KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

KRI Klewang 625 - Kapal Perang Trimaran Siluman TNI AL

Kemanakah KRI IRIAN JAYA Sekarang?

 Kemanakah KRI IRIAN JAYA Sekarang?

Sedikit sekali literatur yang membahas tentang KRI Irian, termasuk literatur dari TNI. Pihak TNI sendiri jarang meng-ekspos jika Indonesia pernah disegani dunia ketika KRI Irian memasuki perairan Indonesia tanggal 5 Agustus 1962. Apakah keberadaannya sengaja untuk disembunyikan? Atau bisa jadi KRI Irian memang kapal misterius?

Dzerzhinsky
Sebelumnya saya sudah pernah mengangkat topik ini di suatu forum dengan maksud untuk mendapatkan jawaban.
Sayangnya, sedikit sekali di antara kita yang menyadari jika TNI-AL pernah memiliki kapal perang terbesar Kelas Sverdlov dengan bobot mati mencapai 16.640 ton. Pada masa itu, hanya Indonesia yang diperkenankan oleh Uni Sovyet (Rusia) untuk memiliki kapal jenis penjelajah ringan (light cruiser battleship).
Kelas Sverdlov termasuk di antara kapal yang paling disegani oleh NATO semasa perang dingin. Indonesia membeli kapal ini untuk mendukung operasi Trikora dalam rangka membebaskan Irian Barat yang ketika itu masih dikuasai Kerajaan Belanda. Sedikit sekali literatur yang membahas tentang KRI Irian, termasuk literatur dari TNI.
Pihak TNI sendiri jarang meng-ekspos jika Indonesia pernah disegani dunia ketika KRI Irian memasuki perairan Indonesia tanggal 5 Agustus 1962. Apakah keberadaannya sengaja untuk disembunyikan? Atau bisa jadi KRI Irian memang kapal misterius?
Profil Singkat
KRI Irian sebelumnya adalah kapal milik Angkatan Laut Uni Sovyet Ordzonikidze (Object 055) Sverdlov Class. Uni Sovyet hanya membuat sebanyak 14 buah kapal Kelas Sverdlov. Sekalipun dari bobotnya dikategorikan penjelajah ringan (light cruiser), akan tetapi persenjataan yang diusung mampu menandingi penjelajah kelas berat seperti USS Iowa, USS Wisconsin, dan USS Missouri.
Kapal buatan Uni Sovyet kebanyakan tidak cocok untuk jenis perairan tropis seperti Indonesia. Oleh karena itu, pemerintahan Khruschev menginstruksikan kepada Central Design #17 untuk merombak Ordzonikidze agar mampu beroperasi di perairan tropis. Ordzonikidze pertama beroperasi di dinas AL Uni Sovyet pada tanggal 39 Juni 1952.
KRI Irian
KRI Irian
Ordzonikidze yang kemudian resmi berpindah nama menjadi KRI Irian memiliki panjang sekitar 210 meter (permukaan dek) dan 205 meter di garis bawah air. Artileri laut berupa meriam kanon kaliber 5.9 Inchi cukup mumpuni untuk merontokkan armada Hr Ms Karel Dorman. Belum lagi ditambahkan dengan persenjataan anti serangan udara berupa kanon 30 mm dan meriam udara kaliber 37 mm.
Untuk mengantisipasi serangan kapal selam, KRI Irian sudah dibekali 10 buah meriam kaliber 533 mm (anti submarine gun tube). Uni Sovyet ketika itu tidak hanya mampu merancang kapal dengan manuver tajam, akan tetapi memiliki keunikan teknologi berupa lunas fleksibel. Teknologi lunas fleksibel diperlukan ketika kapal hendak merapat di dermaga, tanpa bantuan kapal pandu. Pada masa itu, sebuah kapal besar seringkali membutuhkan bantuan kapal pandu untuk dapat merapatkan kapalnya di dermaga.
Fakta Sejarah
Dalam sejarah, KRI Irian sekalipun pernah dilibatkan secara langsung ke dalam konfrontasi dengan Belanda memperebutkan Irian Barat, kapal ini belum pernah sedikit pun terlibat perang hebat di permukaan laut di perairan Indonesia. Ketika KRI Irian memasuki perairan NKRI pada tanggal 5 Agustus 1962, kapal induk Kerajaan Belanda Hr.Ms. Karel Doorman segera diperintahkan untuk menyingkir dari perairan NKRI guna menghindari kontak langsung dengan KRI Irian.
Nampaknya, sekalipun tidak terlibat kontak fisik secara langsung, kehadiran KRI Irian memberikan dampak politik yang cukup besar. Hal ini terbukti membuat Amerika Serikat untuk memaksa Belanda segera keluar dari NKRI untuk melakukan perundingan dengan Pemerintah Indonesia di New York tanggal 15 Agustus 1962.
Belum lama setelah perundingan di New York tentang penyerahan kekuasaan dari pemerintah Kerajaan Belanda kepada UNTEA (PBB), kondisi KRI Irian semakin mengenaskan.
Suhu dan kelembapan perairan di Indonesia yang cukup tinggi menyebabkan cukup banyak permasalahan teknis yang dihadapi oleh KRI Irian. Karena sudah dianggap kehilangan banyak efisiensi secara operasional, maka pada tahun 1964, KRI Irian dikirimkan kembali ke Uni Sovyet, di wilayah Vladivostok untuk perbaikan di Pabrik Dalzavod. Pada tahun yang sama, setelah perbaikan selesai, kemudian kapal ini dikirimkan kembali ke Surabaya, kali ini dikawal langsung oleh Destroyer AL Uni Sovyet.
Setelah pergantian kekuasaan ke rezim Orde Baru, nampaknya Soeharto (Alm) tidak terlalu tertarik dengan keberadaan KRI Irian. Pemerintah rezim Orde Baru sama sekali tidak menaruh perhatian sehingga KRI Irian dibiarkan terbengkalai. Alasannya, biaya operasional untuk menjalankan kapal ini sangat besar. Logikanya memang demikian, karena untuk menjalankan KRI Irian setidaknya dibutuhkan sekitar 1200an personel militer (laut). Tentu saja ini bertentangan dengan doktrin pertahanan nasional yang ketika itu lebih banyak difokuskan ke matra darat (TNI-AD).
Akhir Cerita
Akhir cerita dari KRI Irian sesungguhnya tidak jelas hingga sekarang ini. Masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengetahui jika dirinya pernah memiliki persenjataan terbesar yang pernah dimiliki bangsa Asia. Ada beberapa versi yang menyebutkan keberadaan terakhir KRI Irian dan masing-masing masih kontroversi.
Versi Pertama menyebutkan bahwa KRI Irian dibesituakan (scrap) di Taiwan semasa TNI-AL dipimpin oleh Laksamana Soedomo (KSAL) pada tahun 1970. Alasannya, keberadaan KRI Irian sudah tidak memungkinkan lagi untuk dipertahankan mengingat kondisi fisik yang sudah memprihatinkan. Jika saja dibesituakan di Taiwan, akan tetapi tidak ditemukan catatan administratif mengenai keberadaan kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov di dok besi tua di Taiwan.
Versi Kedua, KRI Irian dijual ke Jepang setelah semua persenjataannya dilucuti. Tidak jelas pula alasannya karena di Tanjung Priok ketika itu masih terdapat dua buah gudang suku cadang. Informasi yang disebutikan oleh Hendro Subroto mengatakan bahwa perawatan teknisi tidak dapat dilakukan lagi karena sebelumnya perawatan lebih banyak ditangani oleh teknisi dari Rusia. Sekalipun demikian, tidak ditemukan pula laporan adanya kapal penjelajah ringan kelas Sverdlov yang mangkir di dermaga ataupun dok di Jepang.
Versi Ketiga, ketika dibawa keluar untuk dibesituakan, di tengah perjalanan KRI Irian dicegat oleh kapal Uni Sovyet. Versi ketiga ini adalah analisis dari saya sendiri setelah membaca laporan dari berbagai majalah militer yang mengulas mengenai persenjataan Uni Sovyet semasa perang dingin. Pada pemabahasan di awal sudah saya sebutkan jika Uni Sovyet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989 – Scrap).
Ada dugaan jika pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ke tangan pihak Barat adalah Uni Sovyet. Seperti kita ketahui, KRI Irian mengusung teknologi yang masih belum diketahui oleh pihak barat (NATO). Ada rumor jika Uni Sovyet mencegat kapal tersebut dan kemudian mengambil alih dengan kesepakatan, bisa jadi dengan mengurangi sejumlah hutang pembelian senjata yang belum dilunasi atau bisa jadi dengan membayarkan secara tunai. Di antara keseluruhan kelas Sverdlov sebanyak 14 biji itu, hanya keberadaan KRI Irian (Ordzhonikidze – Object 055) yang masih misterius.
Jika di antara pembaca ada yang pernah mengetahui atau memiliki informasi tentang keberadaan kapal KRI Irian, mohon bisa segera diberitahukan di sini. Terima kasih.

Sisa - Sisa Kejayaan KRI Irian 201

Sisa - Sisa Kejayaan KRI Irian 201

Ada rasa bangga sekaligus sedih bila mendengar tentang KRI Irian, kapal penjelajah kelas Sverdlov buatan Uni Soviet yang pernah membuat Angkatan Laut RI begitu berjaya di masa lalu. Bangga karena hanya Indonesia, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang pernah mencicipi punya kapal penjelajah. Bahkan berkat kedigdayaan KRI Irian, Belanda jadi tunduk untuk menyerahkan Irian Barat.

Sisa - Sisa Kejayaan KRI Irian 201


Tapi sedihnya, seolah tak ada wujud KRI Irian yang bisa dilihat oleh generasi muda saat ini. Karena ukuran yang super besar (panjang 210 meter dan berbobot kosong 13.600 ton), opsi untuk menjadikan museum apung terpinggirkan karena biaya yang besar. Akhir masa pengabdiannya pun terus diselimuti misteri hingga kini. Publik di Indonesia kini hanya bisa melihat jejak sejarah KRI Irian lewat foto-foto hitam putih.  Kalau pun ada wujud penjelajah kelas Sverdlov dalam museum apung, hanya bisa dinikmati dengan biaya mahal, karena adanya di Rusia.



Salah satu kapal penjelajah kelas Sverdlov Rusia Tengah Menembaka Meriam
Salah satu kapal penjelajah kelas Sverdlov Rusia Tengah Menembaka Meriam
 
Sekedar informasi bagi rekan-rekan sekalian yang kagum pada kebesaran Sang “Monster Laut” ini, masih ada ‘secuil’ kenang-kenangan KRI Irian yang wujud fisiknya bisa Anda lihat. Tak lain adalah sosok meriam kaliber 152mm/57, meriam ukuran jumbo ini dapat Anda lihat pada museum Loka Jaya Crana yang berlokasi di kawasan Komplek AAL (Akademi Angkatan Laut) TNI AL, Bumimoro – Surabaya.



Bentuk kubah meriam 152mm yang asli pada KRI Irian
Bentuk kubah meriam 152mm yang asli pada KRI Irian


Tapi jangan keburu puas dulu, kabarnya hanya laras meriam saja yang asli, sedangkan kubahnya hanya replika. Dan bentuk kubah meriam pun aslinya tidak seperti itu, seperti diketahui dalam  satu kubah meriam kaliber 152mm/57 dirancang dengan 3 laras. Sedangkan yang ditampilkan di museum adalah laras tunggal.


Meski tak memuaskan 100 persen harapan akan sosok KRI Irian, tapi setidaknya Anda sekalian bisa membayangkan betapa besar sosok kapal ini, karena panjang laras meriam 152mm ini mencapai 8,9 meter. Berat satu laras saja cukup aduhai, yakni 17,5 ton. Dan bila kubah utuh dengan 3 laras dihadirkan, beratnya bisa mencapai total 145 ton.

152mm/57 : Meriam Maut Andalan KRI Irian


152mm/57 : Meriam Maut Andalan KRI Irian

Meriam 152mm/57
Baru-baru ini di bioskop diputar film “Battleship” yang dibintangi aktor kawakan Liam Neeson. Sesuai tradisi Hollywood, film tersebut nampak menghadirkan efek animasi peperangan laut yang spektakuler. Salah satunya dengan menampilkan adegan USS Missouri yang berkali-kali melepaskan tembakan meriam kaliber 410mm (60 inchi)ke armada alien.
Tulisan ini bukan bermaksud mengulas seputar alur cerita film fiksi tersebut,tapi ada yang menarik diperhatikan dari sisi alutsista yang terlibat, tak lain adalah USS Missouri (BB-63), sebuah kapal penjelajah berat milik US Navy, veteran perang Dunia Kedua yang sejak 1992 sudah dipensiunkan, dan kini menjadi museum terapung di Pearl Harbor, Hawaii. Penjelajah dengan bobot 45.000 ton ini memang punya muatan sejarah panjang, salah satunya sebagai saksi bisu penyerahan Jepang atas sekutu pada 2 September 1945.
Lain dari itu, USS Missouri cukup termasyur dengan keberadaan meriam super heavy 16 inchi Mark 7 gun 50 kaliber 406mm. USS Missouri memiliki 3 kubah (turret) meriam 16 inchi, jadi bila ditotal ada 9 laras meriam kaliber raksasa ini yang siap melumatkan kapal perang lawan. Dengan jangakauan hingga 38Km, meriam ini mampu mengkandaskan destroyer dengan sekali tembakan, bahkan tak jarang meriam tambun ini digunakan untuk bantuan tembakan ke pantai, seperti terjadi saat Missouri mendukung pendararatan pasukan amfibi di Iwojima dan Perang Teluk.
Meriam 16 inchi pada USS Missouri

Nah, daya libas dengan memanfaatkan meriam besar memang menjadi sebuah daya deteren bagi armada angkatan laut. Seperti pada masa Trikora, Indonesia pun mempunyai penjelajah KRI Irian yang amat ditakuti kala itu. KRI Irian dengan bobot 16.000 ton mempunyai beberapa senjata andalam yang mampu membuat nyali lawan ciut, ini tak lain berkat adanya meriam kaliber 152mm/57 B-38 Pattern.

Memang tak sesangar kaliber meriam di USS Missouri, tapi KRI Irian memuat 12 laras meriam kaliber 152mm, dan lawan yang dihujani tembakan proyektilnya akan kandas, meskipun kelas kapal induk Karel Doorman milik AL Belanda sekalipun. Lebih dalam tentang meriam ini, di KRI Irian (Sverdlov class) dilengkapi dengan 4 turret meriam kaliber 152mm, dua turret di sisi haluan dan dua di buritan, masing-masing turret terdiri dari 3 laras yang dioperasikan secara manual dengan pemandu tembakan lewat giroskop.
Meriam 152mm ini dirancang Uni Soviet sejak 1938 dan mulai digunakan paska perang Dunia Kedua (1949). Tak hanya armada penjelajah kelas Sverdlov yang kebagian meriam ini, tapi juga digunakan pada kapal perang Uni Soviet kelas Sovetskii dam Chapaev. Selain ukurannya yang besar, bobot alutista ini pun serba wah, larasnya punya berat 17,5 ton dengan panjang mencapai 8,9 meter. Itu baru bicara laras, untuk tiap kubah (turret) yang menaungi 3 laras beratntya mencapai 145 ton.
Bangkai Sverdlov class di lepas pantai Norwegia, tampak sosok kubah meriam kaliber 152mm
Untuk urusan daya hancur, meriam ini punya jangkauan tembak yang spektakuler, misalnya untuk elevasi 48 derajat dengan amunisi 55Kg, jangkauan bisa mencapai 30,1Km. Sedangkan bila menggukan elevasi 45 derajat, jarak tembak menjadi 23,4Km. Jenis proyektil yang ditembakkan bisa beragam, mulai dari HE (high explosive), distance granade, AP, dan semi-AP mod. Karena masih dioperasikan secara manual, kecepatan tembak per menitnya masih rendah, yakni maksimum 7 amunisi untuk tiap menitnya. Menurut keterangan dari mantan awak KRI Irian, LetKol Laut (Purn) Jaja Surjana, latihan penembakkan merian kaliber 152mm cukup kerap dilakukan, diantaranya dengan mengambil sasaran di sekitar gugusan pulau kecil di laut Jawa.
Sayangnya ketika KRI Irian harus di scrap pada tahun 1972, tidak ada lagi kelanjutan ceritanya, diketahui meriam super jumbo ini ‘dipreteli’ sebelum kapal dibawa pergi. Meriam kaliber 152mm adalah kenangan sejarah yang tinggi bagi alutsista kapal perang TNI AL. Pasanya hingga saat ini TNI AL belum lagi mempunyai meriam dengan kaliber sebesar itu. Saat ini rekor meriam dengan kaliber terbesar untuk kapal perang TNI AL dipegang oleh KRI Fatahilah, KRI Malahayati, dan KRI Nala yang mengusung meriam Bofors kaliber 120mm.

adu kuat dengan tetangga di ambalat

Adu Kuat dengan Tetangga di Ambalat


Marinir ambalat karang unarang Adu Kuat dengan Tetangga di AmbalatAda situasi yang berubah di perairan Ambalat, Nunukan, kalimantan Timur akhir- akhir ini. Tidak ada kapal TDLM yang mengganggu atau melakukan provokasi mendekati Suar di karang Unarang. Tidak ada pula pesawatMalaysia yang terbang melintas, mencoba memanas-manasi anggota TNI yang berpatroli. Yang tampak hanya kumpulan burung melayang memburu ikan yang berenang.
Sementara Bendera Merah Putih kokoh berkibar di Menara Karang Unarang tertiup angin.
Situasi damai ini ada penyebabnya. Armada kapal perang RI yang bertugas di Ambalat, telah dilengkapi rudalYakhont buatan Rusia serta rudal C-802 buatan China. Kedua rudal ini bisa jadi meningkatkan daya gertak terhadap semua ancaman. Betapa tidak, rudal Yakhont mampu melumat sasaran berjarak maksimum 300 km. Rudal di KRI Oswald Siahaan ini sangat besar, panjang 8,9 meter dengan diameter 0,7 meter. Mampu melesat pada kecepatan Mach 2,5 dengan bobot luncur tiga ton. Tampaknya belum ada Kapal Perang di Asean yang bisa mengatasi rudal yakhont. Malaysia memesan rudal ini ke Rusia, namun belum memiliki kapal yang bisa dipasang rudal Yakhont.
Rudal C802 300x225 Adu Kuat dengan Tetangga di Ambalat
Untuk sasaran lebih dekat, KRI di Ambalat dilengkapi Rudal C-802 yang mampu menggasak sasaran kapal permukaan, hingga 120 km. Rudal C-802 menuju sasaran dalam ketinggian 5-7 meter di atas permukaan laut dengan kecepatan Mach 0,9.
KRI yang disebar di Ambalat juga dilengkapi beragam jenis torpedo, rudal Harpoon, dan Exocet, meriam 120 mm, 76 mm, 57 mm, 40 mm, 20 mm. Selain itu ada bom laut, RBU-6000, ASRL/ASROC, Mistral dan sebagainya. Seluruh rudal ini telah lolos ujicoba tahun 2011 lalu.
Ancaman potensial dari Malaysia adalah kapal selam modern Scorpene Perancis yang baru dibeli. Untuk itu TNI menempatkan CN-235 MPA yang dipersenjatai dan bertugas mendetkesi kapal selam sekaligus mengunci target dengan misil. CN-235 MPA menggunakan alat pendeteksi kapal selam dari Perancis, karena kapal selam Scorpene Malaysia, buatan Perancis.
kri oswald siahaan2 Adu Kuat dengan Tetangga di Ambalat
Sebagai pertahanan udara, personil di Ambalat dan Karang Unarang, dilengkapi berbagai misil, tergantung kesatuan mereka. Ada misil QW-3 milik TNI AU, Strella, Igla, Mistral milik TNI AL, Gian tbow, Zur-kg, TD-2000b , SA-7 Skyshield,dan S-60.
Indonesia juga menyiapkan pesawat peringatan dini boeing 737 awe&c, skuadron UAV di Pontianak, serta Heli tempur MI-35.
Untuk urusan anti kapal selam, KRI Cakra-401 telah melakukan uji tembak senjata taktis Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) yang menghantarkan eks KRI Karang Galang ke dasar laut. Kapal ini juga menjadi sasaran tembak rudal C-802 yang diluncurkan KRI Layang-805.
Torpedo SUT yang menjadi senjata andalan kapal selam KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402, dibuat oleh PT DI, hasil alih teknologi dari Korea Selatan. Torpedo berbobot 1,4 ton dengan hulu ledak 260 Kg, mampu menjangkau sasaran tembak efektif maksimal 40 Km.
Selain rudal Yakhont yang sudah terpasang, kini Indonesia mematangkan rudal empat tingkat RX-420 LAPAN yang telah uji tembak di Pameungpeuk, Garut-Jawa Barat. Pameungpeuk, tempat bersejarah bagi sistem rudalIndonesia, karena dari tempat ini rudal pertama Indonesia, Kartika ditembakkan ahli TNI-AD, ITB dan teknisi Uni Soviet di Jaman Bung Karno.
Sebelum ditembakkan di Garut, rudal tersebut dipelajari di Lanud Kalijati, Subang- Jawa Barat. JIka anda ingin melihat, seperti apa struktur rudal/SAM Rusia, silahkan datang ke Kalijati, jika diizinkan Komandannya….xixixi.

Adu Kuat dengan Tetangga di Ambalat


Marinir ambalat karang unarang Adu Kuat dengan Tetangga di AmbalatAda situasi yang berubah di perairan Ambalat, Nunukan, kalimantan Timur akhir- akhir ini. Tidak ada kapal TDLM yang mengganggu atau melakukan provokasi mendekati Suar di karang Unarang. Tidak ada pula pesawatMalaysia yang terbang melintas, mencoba memanas-manasi anggota TNI yang berpatroli. Yang tampak hanya kumpulan burung melayang memburu ikan yang berenang.
Sementara Bendera Merah Putih kokoh berkibar di Menara Karang Unarang tertiup angin.
Situasi damai ini ada penyebabnya. Armada kapal perang RI yang bertugas di Ambalat, telah dilengkapi rudalYakhont buatan Rusia serta rudal C-802 buatan China. Kedua rudal ini bisa jadi meningkatkan daya gertak terhadap semua ancaman. Betapa tidak, rudal Yakhont mampu melumat sasaran berjarak maksimum 300 km. Rudal di KRI Oswald Siahaan ini sangat besar, panjang 8,9 meter dengan diameter 0,7 meter. Mampu melesat pada kecepatan Mach 2,5 dengan bobot luncur tiga ton. Tampaknya belum ada Kapal Perang di Asean yang bisa mengatasi rudal yakhont. Malaysia memesan rudal ini ke Rusia, namun belum memiliki kapal yang bisa dipasang rudal Yakhont.
Rudal C802 300x225 Adu Kuat dengan Tetangga di Ambalat
Untuk sasaran lebih dekat, KRI di Ambalat dilengkapi Rudal C-802 yang mampu menggasak sasaran kapal permukaan, hingga 120 km. Rudal C-802 menuju sasaran dalam ketinggian 5-7 meter di atas permukaan laut dengan kecepatan Mach 0,9.
KRI yang disebar di Ambalat juga dilengkapi beragam jenis torpedo, rudal Harpoon, dan Exocet, meriam 120 mm, 76 mm, 57 mm, 40 mm, 20 mm. Selain itu ada bom laut, RBU-6000, ASRL/ASROC, Mistral dan sebagainya. Seluruh rudal ini telah lolos ujicoba tahun 2011 lalu.
Ancaman potensial dari Malaysia adalah kapal selam modern Scorpene Perancis yang baru dibeli. Untuk itu TNI menempatkan CN-235 MPA yang dipersenjatai dan bertugas mendetkesi kapal selam sekaligus mengunci target dengan misil. CN-235 MPA menggunakan alat pendeteksi kapal selam dari Perancis, karena kapal selam Scorpene Malaysia, buatan Perancis.
kri oswald siahaan2 Adu Kuat dengan Tetangga di Ambalat
Sebagai pertahanan udara, personil di Ambalat dan Karang Unarang, dilengkapi berbagai misil, tergantung kesatuan mereka. Ada misil QW-3 milik TNI AU, Strella, Igla, Mistral milik TNI AL, Gian tbow, Zur-kg, TD-2000b , SA-7 Skyshield,dan S-60.
Indonesia juga menyiapkan pesawat peringatan dini boeing 737 awe&c, skuadron UAV di Pontianak, serta Heli tempur MI-35.
Untuk urusan anti kapal selam, KRI Cakra-401 telah melakukan uji tembak senjata taktis Torpedo SUT (Surface and Underwater Target) yang menghantarkan eks KRI Karang Galang ke dasar laut. Kapal ini juga menjadi sasaran tembak rudal C-802 yang diluncurkan KRI Layang-805.
Torpedo SUT yang menjadi senjata andalan kapal selam KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402, dibuat oleh PT DI, hasil alih teknologi dari Korea Selatan. Torpedo berbobot 1,4 ton dengan hulu ledak 260 Kg, mampu menjangkau sasaran tembak efektif maksimal 40 Km.
Selain rudal Yakhont yang sudah terpasang, kini Indonesia mematangkan rudal empat tingkat RX-420 LAPAN yang telah uji tembak di Pameungpeuk, Garut-Jawa Barat. Pameungpeuk, tempat bersejarah bagi sistem rudalIndonesia, karena dari tempat ini rudal pertama Indonesia, Kartika ditembakkan ahli TNI-AD, ITB dan teknisi Uni Soviet di Jaman Bung Karno.
Sebelum ditembakkan di Garut, rudal tersebut dipelajari di Lanud Kalijati, Subang- Jawa Barat. JIka anda ingin melihat, seperti apa struktur rudal/SAM Rusia, silahkan datang ke Kalijati, jika diizinkan Komandannya….xixixi.

Militer Korsel vs Korut: Mana Lebih Unggul?Mana

Militer Korsel vs Korut: Mana Lebih Unggul?


Militer Korsel vs Korut: Mana Lebih Unggul?
armyrecognition.com
tank dan pasukan Korea Selatan 
  - Korea Utara (Korut) menyerang Korea Selatan (Korsel) bukan tanpa sebab. Penyerangan ini terkait dengan upaya Korut membicarakan kembali program nuklir dan memberikan bantuan.

Selama ini tak terlalu diketahui kekuatan militer Korea Utara. Namun,sejumlah pakar memprediksi negara itu memiliki senjata kimia pemusnah massal dan dan beratnya mencapai 4.500 ton per tahun. Laporan mengindikasikan Korut sedikitnya memiliki 12 fasilitas untuk mengembangkan bahan kimia yang merupakan bahan dasar pembuatan senjata. Pyongyang juga menempatkan sistem artileri termasuk sistem roket yang mampu mencapai Seoul dan juga wilayah yang tak masuk jangkauan militer Demilitarized Zone (DMZ).

Sementara Korea Selatan pertama kali tertarik mengembangkan teknologi nuklir di tahun 1950 namun tidak membangun fasilitas nuklirnya hingga 1970. Adanya perubahan keamanan internasional membuat Korsel segera mengembangkan program nuklir di awal 1970-an. Pada tahun 1991,Roh Tae Woo menyatakan Korsel tak akan mengembangkan senjata nuklir. Hanya saja, gagal meski dua Korea sudah menandatangani penghapusan nuklir di Semenanjung Korea. Kini, Seoul memiliki 18 reaktor nuklir dan dua lainnya masih dibangun. (masternation.com)